Cowok Gak Punya Jenggot & Kumis, Kok Bisa?!


Secara umum kita semua mungkin sepakat kalau cowok sangat identik dengan jenggot dan kumis. Memiliki jenggot dan kumis, bikin cowok terlihat lebih keren. Contohnya seperti sosok El Profesor di serial Money Heist ini. Keren parah, no debat!

Professor Money Heist – (Source: Epic Quotes)

Tapi, tahu gak? Ternyata gak semua cowok tuh bisa tumbuh jenggot dan kumis kayak El Profesor, loh. Bahkan gak jarang juga cowok yang butuh treatment lebih untuk menumbuhkan rambut wajahnya. Kok bisa? Kenapa ya?!

Rendahnya Hormon Testosteron

Testosteron merupakan hormon penting bagi cowok, khususnya yang berkaitan dengan vitalitas, termasuk pertumbuhan jenggot dan kumis. Namun, kadar hormon testosteron dapat berubah-ubah karena berbagai faktor.

Menurut University of Rochester Medical Center, testosteron rendah disebut Hipogonadisme, dan salah satu dampaknya adalah sulitnya pertumbuhan rambut.

Sedikitnya Jumlah Folikel Rambut

(Source: Freepik)

Selain karena rendahnya hormon testosteron, sulitnya pertumbuhan jenggot dan kumis pada cowok disebabkan karena folikel rambut yang sedikit. Folikel sendiri berfungsi untuk memproduksi rambut di seluruh tubuh.

Posisi folikel rambut berada pada di bawah lapisan Epidermis yang mengarah langsung ke akar rambut. Setiap orang memiliki kadar folikel rambut yang berbeda-beda, dan itu menjadi jawaban mengapa jumlah rambut pada setiap cowok pun berbeda-beda.

Mengalami Kebotakan

Kebotakan menjadi salah satu penyebab utama jenggot dan kumis tidak tumbuh di wajah cowok. Banyak jenis-jenis kebotakan, namun kebotakan khusus pada terhambatnya jenggot dan kumis disebut alopecia areata.

Kebotakan ini merupakan kebotakan yang tidak merata, bisa saja jenggot dan kumis mengalami kebotakan namun tidak pada rambut lainnya. Solusinya, bisa berkonsultasi pada dokter agar mendapat perawatan khusus.

Itulah berbagai penyebab kenapa cowok sulit dan bahkan tidak memiliki jenggot atau kumis. Jika memang kamu ingin memiliki jenggot atau kumis, segera konsultasikan ke dokter, ya!

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *